Obsidian
Obsidian
Obsidian adalah kaca vulkanik yang terbentuk sebagai batu apung ekstruktif. Yaitu batuan vulkanik yang merupakan batuan berbuih terpadatkan yang tersusun atas piroklastik (batuan klastik yang terbentuk dari material vulkanik) kaca yang amat mikrovesikular dengan dinding batuan beku gunung berapi ekstruktif, amat tipis dan tembus cahaya.
Obsidian
terbentuk dari ekstruktif lava felsik yang mendingin dengan sangat cepat tanpa
pertumbuhan kristal. Hal ini menyebabkan inklusi batu yang bening dan tanpa
serat. Ada pula yang memiliki gelembung atau buih di dalam batu tetapi dengan
susunan yang jarang.
Obsidian juga
biasa disebut sebagai natural glass. Hal ini karena tampilannya yang mirip
sekali dengan kaca atau termasuk jenis kaca. Termasuk batu natural/ alami karena ditemukan bahannya sudah berbentuk
bongkahan – bongkahan besar. Pengolahan sebagai batu permata hanya dengan
melakukan pemotongan, penggosokan dan pemolesan saja tanpa unsur lain.
Dari segi warna,
obsidian sangatlah banyak jenis warnanya. Bahkan bisa dibilang hampir semua
warna ada. Biru, merah, hijau, coklat, hitam, dan warna – warna tersier juga
ada. Hal ini menjadikan obsidian memiliki kesempatan yang besar untuk
dipalsukan sebagai permata yang lain. Karena hampir semua jenis warna permata
juga ada pada warna obsidian.
Perbedaan yang
signifikan dengan kaca – kaca pada umumnya (seperti kaca jendela, cermin, kaca kendaraan dll) adalah dari proses
pengolahan sebagai barang jadi. Karena obsidian ditemukan dalam bentuk
bongkahan besar – besar maka proses menjadi bahan jadi hanya dengan proses
manual seperti dijelaskan di atas. Berbeda dengan kaca biasa yang bentuk
alaminya berbentuk pasir/ debu. Maka agar bisa menjadi barang jadi (kaca yang
ada di sekitar kita) memerlukan proses yang rumit, biasanya dikerjakan di pabrik – pabrik kaca
dan termasuk proses industri kimia. Jadi obsidian disebut natural/ alami dan kaca adalah handmade/
masakan.
Ada juga
perbedaan obsidian dan kaca adalah dari ketajaman serpihannya. Serpihan
obsidian tidak terlalu tajam sehingga jarang melukai kulit manusia. Sedangkan
serpihan kaca sangat tajam dan bisa membuat berdarah. Dari segi ketahanan
terhadap benturan juga ada sedikit perbedaan dimana obsidian lebih tahan
terhadap benturan daripada kaca yang mudah sekali pecah.
Yang perlu kita
syukuri adalah bahwa di negara kita banyak sekali ditemukan batu obsidian. Yang
penulis ketahui untuk saat ini daerah yang banyak ditemukan obsidian adalah di
Jawa Barat dan beberapa daerah di Pulau Sumatera. Mungkin masih ada lagi daerah
peghasil obsidian di Indonesia yang belum penulis sebutkan.
Pemakaian batu
obsidian diantaranya adalah sebagai suiseki/ batu pajangan rumah, untuk
perhiasan dan untuk industri. Cantik juga bila dipakai sebagai hiasan di dalam
aquarium. Sebagai batu pajangan dan perhiasan, batu obsidian juga banyak
diekspor ke berbagai negara di Eropa dan Amerika.
Komentar
Posting Komentar